Pada Saat Pertama Membuka Chart yang Pertama saya Lihat biasanya TF15 untuk Melihat Harga ada Dimana, Pandangan Jarak Dekat ini membuat saya bingung Harga sebenarnya mau kemana Jadi saya Coba Naik Ke Atas Gedung Lalu Memantaunya dari sana, H1,H4,D1.Oh Ternyata Harga ada di situ dan Tujuanya tidak Jelas namun bisa di Prediksi.
Karena Saya Tipe Trader Harian maka Setelah Tau Harga ada dimana Fokus Saya Tertuju pada Arah MA, Dari yang Terkecil Sampai yang Besar, Acuan Utamanya Daily, MA di Bawahnya Sebagai Pengarah, Kemudian Cari Adakah yang Flat? Jika ada-pun jangan Memakan mentah-mentah Rule Buy di Low sell di Upper tapi harus berdasarkan Analisa Lagi, Karena Kondisi trending dan Flat akan terjadi bergantiaan dari MA terbesar sampai terkecil, Dari Ilmu yang Saya Serap dari Jurnal Len ngunduh dolar tentang Syarat Trending maka saya akan melihat Posisi MA terhadap BB MA di Atasnya, Kondisinya syarat Trending atau tidak? Jika Semua Syarat Trending Maka saya mencari Terminal (MA Flat) Untuk naik dari Sana, Sebelum OP lihat juga posisi Harga terhadap Buyer seller Balance Daily,Weekly dan MN, apakah buyer sedang Win atau malah Seler?
Sebagai Filter saya biasanya Juga Melihat Open Market, dan Dominasi Buyer/Seller Menggunakan SMA 1 Shift Seperti apa yg diajarkan Bro Southaven di Jurnalnya. Ada analisa tambahan Juga disana diantaranya menggunakan Index curency sebagai pembanding kekuatan mata uang, contoh Jika kita mau main di EU maka Liat index EUR dan index USD jika analisa kita menyatakan Buy untuk lebih meyakinkan pada Index EUR harus berada di atas Level 50 atau 75, dan USD di bawah Level 50 atau 25 malah jd Analisa Semakin Kuat, untuk Buy pastikan saat Pulback karena harga itu tidak selalu bergerak lurus yaitu zig zag
Walau Teknik KG murni Teknikal namun Tetap Saya Akan Buka News Pada Kalender Ekonomi di Fxstreet Untuk Antisipasi.
Dengan Berpegang Teguh pada Prinsip dasar yang Pertama Bahwa tidak ada Yang tahu Harga mau Kemana maka Saya hanya bisa Membatasi Resiko Kekalahan Yang sanggup saya Terima, Katakanlah Saya Hanya Sanggup menerima 1% dari Balance Berarti Setelah mengukur Jarak OP ke SL maka itulah Lot yang akan Saya Buka.
Untuk Psikologi Saya Jadi Teringat Om Southaven ketika menemukan Moment AHA-nya saat Kemalingan, Maka saya pun Harus Bersikap Seolah-olah Semua Tuhan yang mengendalikan kita hanya bisa Pasrah, Jika Kena SL berarti bukan Rezeki Kita, Awalnya Saya Trader yang Anti SL jadi Saya mencari cara untuk Trading tanpa SL namun setelah Saya Backtest ternyata itu Cara Trading yang tidak Sehat karena kita akan Banyak membuang Peluang OP sesuai Arah yang Benar, Yang Saya lakukan Sekarang adalah mencari Cara Menempatkan SL di Posisi yang benar dan Bukan Menolaknya.